Selamat Datang Ke Laman Ilmu-Ilmu Islam

ILMU ADALAH MAKANAN MINDA DAN SUMBER KEKUATAN ROHANI.

Friday, January 21, 2011

KELEBIHAN AYAT KURSI




Assalamualaikum WMT, salam hormat kepada semua pembaca yang saya hormati.

Terpanggil saya hari ini untuk berkongsi kelebihan mengamalkan ayat Kursi dalam kehidupan kita.
Ayat kursi diturunkan setelah hijrah. Semasa penurunannya ia telah diiringi oleh beribu-ribu malaikat kerana kebesaran dan kemuliaannya. Syaitan dan iblis juga gempar kerana adanya satu ancaman dalam perjuangan mereka.
Daripada Anas bin Malik r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda: Apabila seseorang dari umatku membaca ayat Kursi 12 kali, kemudian dia berwuduk dan mengerjakan solat subuh, nescara Allah akan menjaganya daripada kejahatan syaitan dan darjatnya sama dengan orang yang membaca seluruh al-Quran sebanyak tiga kali, dan pada hari kiamat dia akan diberi mahkota dari cahaya yang menyinari semua penghuni dunia.
Berrkata Anas bin malik, Ya Rasulullah, apakah hendak dibaca setiap hari ? Sabda Rasulullah SAW, tidak, cukuplah membacanya pada setiap hari Jumaat.
Oleh itu saudaraku, kita hendaklah sentiasa mengamalkan membaca ayat kursi ini seperti yang dianjurkan oleh nabi kita. Setiap satu yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW kepada kita adalah untuk kebaikan kita sendiri, terutama untuk menangkis gangguan syaitan dan iblis.

RAHSIA MENGEKALKAN AIR SEMBAHYANG




Sentiasa dalam keadaan berwudhuk adalah sunnah nabi. Mengambil air sembahyang atau kerap mandi adalah rahsia insan yang sebenarnya dapat mengimbangi haba tubuh dan persekitarannya agar tidak dapat diselubungi oleh aura negatif.
Air sembahyang sebenarnya mengandungi rahsia hebat untuk tujuan kesihatan jasmani dan rohani. Ia dapat memelihara semua deria kita dan merupakan rahsia keimanan yang melahirkan insan yang ikhlas, syukur, sabar dan tenang.
Apakah hikmah berwudhuk daripada sudut perubatan? Menurut Dr. Magomedov, pembantu kepada Lembaga Hygiene and Ecology di Daghestan State Medical Academy, wudhuk dapat merangsang aura tubuh secara semulajadi sama seperti cucukan jarum pada titik- titik aktif biologi refleksiologi Cina.
Dalam pengubatan moden, perkara ini dikenali sebagai hidromassage atau urutan dengan menggunakan air sebagai media penyembuhan. Contohnya, mengurut dengan air ketika membasuh muka dapat memberi kesan positif pada usus, ginjal dan sistem saraf.
Itulah rahsia mengapa Rasulullah SAW memerintahkan kita agar mengekalkan air wudhuk kerana ia akan menguatkan jantung, melancarkan peredaran darah dan seterusnya memberikan ketenangan serta jauh daripada penyakit kemurungan dan kegelisahan.

Thursday, January 20, 2011

Syeikh Abdul Wahab


Kendati telah wafat sejak sekitar 77 tahun silam, keberadaannya terasa di Kampung Babussalam, Tanjung Pura, Langkat, Sumatra Utara. Peziarah mengalir ke makamnya di kampung yang didirikannya. Syekh Abdul Wahab Rokan memang dikenal sebagai ulama ternama di Sumaera.
Lahir pada 19 Rabiul Akhir 1230 H (28 September 1811) di Kampung Danau Runda, Rantau Binuang Sakti, Negeri Tinggi, Rokan Tengah, Kab. Rokan hulu, Riau, Wahab tumbuh di lingkungan keluarga yang menjunjung agamanya. Nenek buyutnya, H Abdullah Tembusai, dikenal sebagai alim ulama besar yang disegani.
Salah seorang putra Abdullah Tembusai, bernama M Yasin menikah dengan Intan. Buah perkawinan itu melahirkan di antaranya Abdul Manap. Putra tertuanya ini, kemudian menikah dan melahirkan Syekh Wahab Rokan.
Dengan titisan darah demikian, Wahab sejak kecil terdidik, terutama untuk pelajaran agama. Demi menghapal AlQuran, Wahab kecil tak jarang bermalam, di rumah gurunya. Ia pun patuh pada guru, bahkan kerap mencucikan pakaian orang yang mendidiknya itu.
Keistimewaan telah tampak sejak Wahab masih bocah. Suatu ketika, saat orang terlelap pada dinihari, Wahab masih menekuni AlQuran. Mendadak muncul seorang tua mengajarinya membaca aLQuran. Setelah rampung satu khatam, orang tua itu menghilang.
Kesalihannya ini tak jarang mengalami godaan. Saat ia melanjutkan pendidikan di Tembusai, seorang wanita menggodanya, bahkan mengunci pintu tempat Wahab berada. Wahab terus melantunkan doa sehingga terlepas dari jebakan wanita yang tergila-gila padanya. Begitu pun, suatu ketika saat mandi di sungai, seorang gadis melarikan sarungnya.
Godaan itu tak membuat imannya meleleh. Bahkan, ia kian kukuh mendalami ilmu agama. Setelah dari Tambusai, ia pun ke Malaysia, untuk mendalami ilmu agama kepada Syekh H M Yusuf asal Minangkabau. Wahab yang tumbuh menjadi pemuda berdagang untuk menopang kehidupannya. Menariknya, berkat kesalihannya, ia menyuruh pembeli menimbang sendiri barang yang dibeli. Ini demi menghindarkan kecurangan.
Melanjutkan pendidikan ke MAkkah, ia belajar kepada beberapa guru, di antaranya Zaini Dahlan (mufti mazhab Syafii), Syekh Zainuddin Rawa. Terakhir, ia mendalami ilmu tarEkat kepada Syekh Sulaiman Zuhdi di puncak Jabal Abi Kubis. Sulaiman Zuhdi dikenal sebagai penganut tarEkat Naqsyabandiah.
Menyimak ketekunan muridnya, suatu ketika Sulaiman Zuhdi, resmi mengangkat Wahab sebagai khalifah besar. Penabalan itu diiringi dengan bai’ah dan pemberian silsilah tarekat Naqsyabandiyah yang berasal dari Nabi Muhammad SAW hingga kepada Sulaiman Zuhdi yang kemudian diteruskan kepada Wahab. Ijazahnya ditandai dengan dua cap. Ia pun mendapat gelar Al Khalidi Naqsyabandi.
Setelah kurang lebih enam tahun di MAkkah, ia kembali ke Riau. Di sana, ia yang saat itu berusia 58, mendirikan Kampung Mesjid. Dari sana, ia mengembangkan syiar agama dan tarEkat yang dianutnya, hingga Sumatra Utara dan Malaysia. Namanya pun semerbak. Raja di berbagai kerajaan di Riau dan Sumatra Utara mengundangnya.
Suatu ketika, Sultan Musa Al-Muazzamsyah dari Kerajaan Langkat, gundah. Putranya sakit parah dan akhirnya wafat. Rasa kehilangan ini tak terperikan. Syekh HM Nur yang — sahabat karib Wahab saat di MAkkah — menjadi pemuka agama di kerajaan, menyarankan agar Sultan bersuluk di bawah bimbingan Wahab. Sultan menyetujui dan mengundang Wahab.
Wahab pun datang ke Langkat. Ia mengajarkan tarEkat Naqsyahbandi dan bersuluk kepada Sultan. Setelah berulang bersuluk, Sultan Musa — yang belakangan melepaskan tahtanya dan memilih menekuni agama — memenuhi saran Wahab, menunaikan ibadah haji, sekaligus bersuluk kepada Sulaiman Zuhdi di Jabal Kubis.
Berkat kekariban hubungan guru-murid, Sultan Musa menyerahkan sebidang tanah di tepi Sungai Batang Serangan, sekitar 1 km dari Tanjung Pura. Sultan berharap gurunya dapat mengembangkan syiar agama dari tanah pemberiannya. Wahab menyetujui dan menamakan kampung itu Babussalam (pintu keselamatan). Maka pada 15 Syawal 1300 H, ia bersama ratusan pengikutnya, menetap di sana.
Babussalam berkembang menjadi kampung dengan otonomi khusus. Menjadi basis pengembangan tarEkat Naqsyahbandiyah di Sumatra Utara, Wahab membentuk ‘pemerintahan’ sendiri di kampung itu. Perangkatnya antara lain dengan membuat Lembaga Permusyawaratan Rakyat (Babul Funun).
Hingga kini, kampung itu terjaga sebagai pusat pengembangan tarekat Naqsyahbandiyah. Tetap mendapatkan perlakuan khusus dari Pemda setempat, aktivitas sehari-hari — ditandai dengan kegiatan suluk setiap hari — dipimpin khalifah. Saat ini khalifah kesepuluh Syekh H Hasyim yang memimpin.
Kendati terjalin erat, hubungan Wahab dan Sultan, tak berarti selalu harmonis. Bahkan antara keduanya sempat renggang, saat Wahab difitnah membuat uang palsu. Akibatnya, Sultan memerintahkan penggeledahan ke rumah Wahab. Kendati tak terbukti, bahkan saling memaafkan, Wahab seusai peristiwa itu pindah ke Malaysia. Kepindahannya ini kabarnya menyebabkan sumur minyak di Pangkalan Brandan surut penghasilannya.
Begitu pun, suatu kali penjajah Belanda ‘menekan’ Sultan. Dalihnya, berbekal potret Wahab, ditengarai Tuan Guru Babussalam — demikian panggilan kehormatannya — turut bertempur membantu pejuang Aceh melawan Belanda. Padahal, pada saat bersamaan, pengikutnya menegaskan Tuan Guru berdzikir di kamarnya.
Kembali ke Babussalam, setelah terharu menyaksikan kampung yang dibangunnya menyepi, Tuan Guru menetap di Babussalam. Bersama pengikutnya, ia kembali membangun Babussalam. Tak sekadar berkembang pesat, Tuan Guru bersama Babussalam tumbuh disegani. Tak ayal, Belanda berusaha menjinakkannya.
Maka pada 1 Jumadil Akhir 1241 H, Asisten Residen Van Aken, menyematkan bintang kehormatan kepadanya. Kendati demikian, tak berarti Tuan Guru, terpedaya. Bahkan, di saat prosesi penyematan, Tuan Guru dalam sambutan meminta Van Aken menyampaikan kepada Raja Belanda untuk masuk Islam. Menilai pemberian bintang itu sindiran, ia meminta pengikutnya lebih giat. Bintang kehormatan itu pun kemudian diserahkan kepada Sultan Langkat.
Kendati dikenal sebagai pemuka agama, tak berarti Tuan Guru tak memiliki kepedulian pada politik. Ia mengutus anaknya untuk menemui HOS Cokroaminoto pada 1913. Tujuannya untuk membicarakan pembukaan cabang Sarekat Islam di Babussalam. Tak lama kemudian, SI pun berdiri di kampung yang dipimpinnya.
Tuan Guru wafat di usia 115, pada 21 Jumadil Awal 1345 H (27 Desember 1926), meninggalkan 4 istri, 26 anak, dan puluhan cucu. Hingga kini, setiap peringatan hari wafat (haul), dirayakan besar-besaran. Ratusan pengikutnya yang memegang tarekat Naqsyahbandiah dari berbagai kota di Sumatra hingga Malaysia, dan Thailand hadir.
Silaturahmi di Negeri Seribuk Suluk
Para zurriyat, khalifah dan jamaah Babussalam terserak di dalam maupun luar negeri. Akibatnya silaturahmi menjadi longgar. Demi mengikat silahturahmi Ikatan Keluarga Babussalam Langkat menyelenggarakan silaturrahmi nasional (silatnas).
Berlangsung mulai 18 hingga 20 Oktober mendatang, silatnas diadakan di kampung kelahiran Syekh Abd Wahab Rokan, di Rantau Binuang Sakti yang dijuluki ‘Negeri Seribu Suluk’. Acaranya selain tabliqh akbar, haflah Alquran, juga istighasah Tareqat Naqsyabandiyah. Di hari terakhir (20/10), silatnas ditutup dengan ziarah ke makam ibu dan Syekh Abd Wahad dan ke makan Syekh Zainuddin. Kemudian diikuti ramah tamah sekitar seribu peserta silatnas.

(Ingatlah peristiwa) ketika Nabi Yusuf berkata kepada bapanya ; ” Wahai ayahku! Sesungguhnya aku mimpi melihat sebelas bintang dan matahari serta bulan ; aku melihat mereka tunduk memberi hormat kepadaku.
{Yusuf: 4}
khasiat ayat ini:
* selalu disayangi oleh sesiapa sahaja
* wajah menjadi berseri-seri
* manis dipandang orang
Peringatan; kurangkan amalan membaca ayat diatas bila wajah terlalu manis, sehingga dikerumuni semut atau kencing manis.

Wednesday, January 19, 2011

Doa Qunut Nazilah

Ketaatan Kepada Perintah Rasulullah dalam Penjagaan Kesihatan


Allah s.w.t. menyuruh setiap hambaNya agar mentaati Rasulullah saw, seperti yang tersebut dalam al-Quran (al-Hasyr:7).

Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.

Mengenai hal-hal yang berkaitan dengan rawatan, Rasulullah saw. ada berpesan agar seseorang itu berubat dengan madu dan al-Quran.
Baginda bersabda:
Hendaklah kamu semua melakukan dua kesembuhan, iaitu dengan menggunakan madu dan al-Quran- Riwayat Ibnu Majah.
Dalam sebuah hadis yang dikeluarkan oleh Abu Daud dalam sunannya, Rasulullah saw. ada bersabda:
Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit, dan menjadikan bagi setiap penyakit itu ubat, kerana itu hendaklah kamu semua berubat, dan jangan berubat dengan benda yang haram.
Hadis ini diperkuatkan dengan hadis-hadis lain, di antaranya hadis yang berbunyi:

           Berubatlah, maka sesungguhnya Allah tidak meletakkan penyakit kecuali Allah menyedia­kan baginya ubat, kecuali satu penyakit, iaitu tua.
Al-Quran mengandungi pelbagai pengajaran dan maklumat penjagaan diri daripada pelbagai penyakit, memelihara kesihatan jasad juga roh. Dalam surah al-Maa-idah: 6:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit[*2] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[*3] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
[*2] Maksudnya: sakit yang tidak boleh kena air.
[*3] Artinya: menyentuh. menurut jumhur Ialah: menyentuh sedang sebagian mufassirin Ialah: menyetubuhi.
Dalam ayat ini Allah s.w.t. menyuruh orang yang beriman yang hendak mendirikan sembahyang agar membasuh muka dan tangan hingga ke siku, menyapu rambut dan kedua belah kaki hingga ke buku lali. Sesungguhnya wuduk yang dilakukan itu berupaya memelihara jasad, menjaga kulit daripada objek najis yang terdapat pada­nya. Membersihkan tanah, debu, kotoran-kotoran dan kuman yang mengotorkan tangan. Begitu juga dengan amalan berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung, bersiwak untuk memelihara gigi dan alat peng­hadam makanan,
Allah s.w.t. juga menyuruh orang yang berjunub agar membersihkan diri (al-Maa-idah: 6) untuk membersihkan seluruh jasad, mengembalikan kecerdasan tubuh, memulihkan semula edaran darah juga mencergaskan fungsi sendi otot dan urat saraf.
Di samping membersihkan anggota zahir, sembahyang merupakan tuntutan menyucikan batin. Mengelakkan diri daripada melakukan dosa-dosa kecil yang ber­panjangan juga kemungkaran dosa-dosa besar. Akan lahir daripada ibadah tersebut semulia-mulia akhlak dalam diri. Dengan sembahyang jiwa menjadi tenang. Ketenangan merupakan asas kesejahteraan individu.
Allah s.w.t. mewajibkan setiap orang agar berpuasa untuk melahirkan rasa takwa. Berpuasa secara tidak langsung memberi kerehatan pada seluruh organ peng­hadaman, menyebabkan puasa sekarang ini merupakan satu kaedah terbaru, yang diterima umum untuk mengu­bat penyakit dalam perut, radang paru-paru, sakit sendi juga lain-lain penyakit serius.
Untuk memelihara kesihatan, Islam menegah se­seorang memakan makanan yang memberi mudarat seperti bangkai, babi dan sebagainya, juga melarang zina kerana ia merosakkan diri dan masyarakat. Rasulullah saw. juga memberi amaran agar jangan memasukkan makanan ke dalam makanan (menambah makanan sebelum makanan di mulut hancur terkunyah), memberi amaran tentang bahaya taun dan kusta dan menggesa orang yang sakit agar berubat. Baginda juga menegah seseorang membuang air kecil di air yang berlari.
Mengambil makanan ketika perlu merupakan satu faktor utama kesihatan yang berterusan. Selain daripada mendatangkan mudarat, amalan menelan makanan sebelum hadam, melakukan pergerakan yang banyak selepas makan juga tidak baik.
Baginda saw. juga menyuruh agar setiap makanan dan minuman ditutup dengan menyebut nama Allah, agar tidak jatuh padanya binatang yang beracun, yang boleh membunuh pemakan atau peminumnya.
Allah s.w.t. menegah seseorang makan atau minum berlebihan (A1-A’raaf: 31),
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid[*4], Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[*5]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
[*4] Maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan sembahyang atau thawaf keliling ka'bah atau ibadat-ibadat yang lain.
[*5] Maksudnya: janganlah melampaui batas yang diperlukan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.

Al-Ustaz Marzuq (1989: 28) menjelaskan bahawa sekiranya seseorang itu ingin hidup terhindar daripada penyakit, mereka hendaklah makan dalam keadaan sederhana, Punca penyakit ialah makanan yang berlebihan.
Sayidina Umar ada berkata:
Jauhilah makan berlebihan, sesungguhnya ia penyebab rosak diri, mewarisi penyakit, me­nyebabkan malas sembahyang, dan hendaklah kamu menjaga makan, kerana ia paling baik untuk jasad, dan hindarkan daripada berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah bencikan orang alim yang gemuk — Riwayat Abu Naim.

Rasulullah s.a.w. juga ada bersabda:
Orang mukmin makan dalam satu perut, walhal orang kafir makan dalam tujuh perut — Riwayat Al-Bukhari dan Muslim.
Hadis yang mulia ini  mengandungi rahsia kesihatan yang besar. Orang yang sedikit makan, sedikit minumnya. Orang yang sedikit minumnya, kurang tidurnya. Daripada orang yang kurang tidur akan lahir keberkatan pada umurnya. Sebaliknya orang yang penuh perutnya, banyak minumnya, menyebabkannya banyak tidur. Orang yang banyak tidur kurang keberkatan umurnya.
Orang yang mengambil makanan berpatutan sejahtera alat penghadaman tubuhnya. Menyebabkan tubuh dan hatinya dalam keadaan baik. Sebaliknya orang yang banyak makan alat penghadamannya akan lemah, penat bekerja dan berkemungkinan akan rosak, menyebabkan rosak seluruh jasad, keras hatinya, pendengarannya lambat menerima hakikat, menyebabkan seluruh panca­inderanya sukar tunduk taat kepada perintah Allah, untuk patuh melakukan sesuatu yang baik.


Tuesday, January 18, 2011

Antara Mukjizat Nabi Muhammad S.A.W. 2

Menyembuhkan kaki patah sehingga pulih seperti sedia kala
Bukhari meriwayatkan dari Al-Barra’ r.a bahawa setelah Abdullah bin Atik dapat membunuh Abu Rafi’, lalu turun dari tangga rumahnya , ia jatuh tersemban ke tanah sehingga betisnya patah. Beliau menceritakan hal ini kepada Rasulullah S.a.w. Baginda pun bersabda, “Luruskanlah kaki mu!” Maka beliau pun meluruskannya, lalu baginda mengusapnya . Selepas itu dia sudah tidak merasakan sakit lagi.
Menyembuhkan sakit mata hanya dengan ludahan
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad , bahawa Rasulullah S.a.w bersabda pada waktu perang Khaibar, “besok aku akan memberikan bendera ini kepada seseorang yang akan diberikan kemenangan oleh Allah di tangannya.” Keesokan harinya baginda bersabda, “Mana Ali bin Abi Thalib?”
“Kedua matanya sedang sakit,” jawab sahabat-sahabat.
Maka baginda pergi menemui Ali lalu meludah pada kedua mata Ali sambil berdoa, sehingga langsung sembuh dan ia tidak merasakan sakit apa-apa lagi.
Menyembuhkan penyakit luka dengan tiupan pada bahagian yang sakit
Bukhari juga meriwayatkan dari Yazid bin Abu Ubaid, ia berkata, “Aku melihat luka tersayat di betis Salamah bin Al Akwa”. Aku bertanya, “Luka apa ini ?”
“Aku terluka pada perang Khaibar, ” jawabnya.
Selanjutnya beliau pergi kepada Rasulullah S.a.w lalu baginda meniupkan luka itu 3 kali dan aku tidak merasakan sakit lagi.”
Mengembalikan penglihatan orang yang buta
An Nasa’i, Tirmidzi, Al Hakim dan Al Baihaqi meriwayatkan dari Usma bin Hanif r.a, bahawa ada seorang buta berkata, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah untukku agar membuka penglihatanku.”
Baginda bersabda, “Pergilah berwudhu’ . Dirikan solat dua raka’at dan ucapkanlah, “Ya Allah, aku memohon kepadaMu, mengadap kepadaMu dengan lantaran nabiMu Muhammad, nabi pembawa kasih. Wahai Muhammad, aku mengadap kepada Tuhanmu dengan lantaranmu, agar ia membuka penglihatanku . Ya Allah, berilah syafaat beliau untuk kepentinganku.”
Belum lagi orang ramai berganjak dari tempat mereka dan orang tersebut pergi, maka dia sudah dapat melihat.
Mengembalikan mata yang terkeluar dan penglihatannya
Ibnu Saad meriwayatkan dari Zaid bin Aslam r.a, bahawa mata Qatadah bin An Nu’man terluka sehingga biji matanya terkeluar sampai ke pipi. Kemudian Rasulullah S.a.w mengembalikan hingga matanya menjadi sembuh kembali.
At Thabrani dan Abu Nu’aim meriwayatkan dari Qatadah , ia berkata, ” Pada waktu Perang Uhud, aku menjaga wajah Rasulullah dari serangan anak panah, yang akhirnya ada sebuah anak panah mengenai biji mataku. Aku mengambilnya dengan tangan dan berusaha mendatangi Rasulullah. Ketika baginda S.a.w melihat apa yang ada di telapak tangan ku, dua mata beliau berlinangan seraya bersabda,  “Ya Allah , peliharalah mata Qatadah sebagaimana dia telah pelihara wajah nabinya dengan wajahnya (dari serangan anak panah). Jadikanlah kedua matanya yang lebih baik dan lebih elok serta tajam penglihatannya.” Akhirnya apa yang diharapkan rasul itu termakbul.
Menyembuhkan penyakit kanak-kanak yang tidak boleh berdiri
Abu Ya’la, Al Baihaqi meriwayatkan dari Usamah bin Zaid r.a, ia berkata, “Kami keluar bersama Rasulullah Sa.w. untuk menunaikan ibadah haji. Ketika sampai di rauha’, beliau melihat seorang perempuan di depannya. Setelah dekat perempuan itu berkata, “Wahai rasulullah, ini ialah anakku. Sejak lahir hingga saat ini, beliau tidak mampu berdiri sama sekali.” Baginda S.a.w pun mengambil anak itu, menggendongnya lalu meludah di mulut anak itu seraya bersabda, “Wahai musuh Allah, keluarlah! Sesungguhnya aku Rasulullah!” Setelah itu baginda menyerahkan kembali anak itu seraya bersabda, “Ambillah anakmu , ia sudah tiada apa-apa”.
Menyembuhkan penyakit bisu
Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Al Baihaqi, At Thabrani dan Abu Nuaim meriwayatkan dari jalan Sulaiman bin Amru bin Al Ash, dan ibunya ia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah S.a.w pada waktu Jamrah Al Aqabah. Beliau melempar batu dan orang-orang pun melakukannya. Setelah selesai baginda kembali, tiba-tiba ada seorang perempuan  sambil membawa anaknya yang bisu datang kepada baginda seraya berkata, “Wahai Rasulullah, ini anakku yang sedang mendapat bala. Ia tidak boleh berbicara.”
Baginda S.a.w meminta sebuah bejana yang diperbuat dari batu yang di dalamnya diisikan air. Setelah itu baginda memegangnya, meludahinya dan berdoa. Mengulanginya sekali lagi dan menyuruh agar meminumnya kepada anak perempuan itu. Akhirnya anak itu sembuh, malah menjadi lebih baik daripada yang lainnya.
Mengubati penyakit gila
Ahmad , Ad Darami, At Thabrani, Al Baihaqi, Abu Nu’aim meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahawa ada seorang perempuan datang menemui Rasulullah S.a.w sambil membawa anaknya seraya berkata, “Wahai Rasulullah, ini adalah anakku yang sedang menderita gila. Ia suka mengambil makanan yang harus kita makan di siang hari dan di malam hari. Ia juga suka mengamuk.”
Baginda S.a.w pun mengusap dada anak itu, menyemburkan ludah sambil berdoa. Dari dalam perut budak itu keluar sesuatu yang kecil menyerupai belatung hitam. Akhirnya budak itu pun sembuh.
Beberapa penyembuhan lain yang dilakukan oleh Nabi Muhammad S.a.w
- Menyembuhkan luka gigitan ular yang diderita Abu Bakar dengan ludahnya saat bersembunyi di Gua Tsur dari pengejaran penduduk Mekah.
- Menyembuhkan tangan wanita yang lumpuh dengan tongkatnya.
- Menyambung tangan Badui yang putus yang dipotongnya sendiri setelah menampar Muhammad.

Antara Mukjizat Nabi Muhammad S.A.W. 1

Peristiwa Khandaq, keajaiban di rumah Jabir bin Abdullah r.a
Bukhari dan Muslim serta lain-lainnya meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a tentang kisah penggalian Khandaq. Ia berkata, “Aku melihat rasa lapar yang sangat pada diri Nabi S.a.w. Aku segera mengeluarkan kuali yang di dalamnya ada satu takar gandum dan kami punya juga seekor haiwan kecil sebangsa anak kambing kacung.”
Dalam riwayat lain, dari Jabir disebutkan bahawa beliau berkata, “Sebelum Perang Khandaq kami menggali parit. Dalam penggalian itu kami terhalang oleh batu yang sangat keras. Mereka datang menemui rasul dan berkata, “ini adalah batu yang sangat keras yang menghalangi penggalian.”
“Aku akan segera turun,” sabda baginda S.a.w. Dalam keadaan berdiri baginda menganjalkan perutnya dengan batu. Selama 3 hari kami tidak akan merasai apa-apa. Lalu tanah yang keras itu dipukul oleh nabi yang kemudian hancur berkeping-keping. Sesudah itu aku berkata kepada Rasulullah S.a.w, “Wahai Rasulullah, izinkanlah aku pulang ke rumah.”Baginda pun mengizinkan aku pulang. Sampainya di rumah aku berkata kepada isteriku, “Aku melihat sesuatu pada diri nabi, yang bila saja aku melihatnya tentu aku tidak akan sabar. Apakah kamu mempunyai sesuatu?
“Aku punya gandum dan anak kambing betina,” jawab isteriku. Anak kambing itu langsung aku sembelih dan gandumnya ku masak. Dagingnya ku letakkan dalam periuk lalu aku menemui Rasulullah S.a.w. Isteriku berkata, “Janganlah kau membuatkan aku malu di hadapan Rasulullah dan orang-orang yang bersamanya kerana makanan yang dibawa hanya sedikit”.
Setelah bertemu aku berbisik pada rasul, Wahai Rasulullah S.a.w kami telah menyembelih haiwan kami dan memasak satu takar gandum kami. Kemarilah engkau bersama satu orang bersamamu, asal jangan lebih dari sepuluh orang.”
Dalam riwayat lain disebutkan, “Kami mempunyai sedikit makanan yang telah kami buat. Kemarilah engkau wahai Rasulullah bersama seorang atau dua orang sahaja.”
Sabda baginda S.a.w, “Katakanlah kepada isterimu agar periuknya jangan diangkat dulu dari tungku begitu adunan rotinya sampai aku datang. ” Sesudah itu baginda melaungkan, “Wahai semua penggali parit, sesungguhnya Jabir telah membuat makanan. Marilah semuanya segera ke mari!”
Setelah aku bertemu isteriku aku berkata kepadanya, Sungguh teruklah kamu, nabi datang bersama semua orang Ansar dan Muhajirin.”
“Apakah baginda bertanya berapa banyak makananmu?” tanya isteriku.
“Ya”, jawabku.
“Allah dan rasul lebih mengetahui. Kita membuat roti apa yang ada pada kita sahaja.”
Dalam riwayat lain disebutkan bahawa Jabir berkata, “Aku pulang ke rumah. Rasulullah S.a.w pula datang bersama semua orang. Isteriku mengeluarkan adunan roti, lalu baginda meludahi adunan itu lalu memberkatinya. Kemudian rasulullah S.a.w menuju ke periuk kami, meludahinya dan berdoa agar diberkati. Sesudah itu, baginda bersabda kepada Jabir, “panggillah tukang pembuat roti agar dia membuatnya bersama isterimu.”
Baginda S.a.w juga bersabda kepada isteriku, “Ceduklah isi periuk ini, tetapi periuknya jangan engkau turunkan.”
Mereka datang bersama Rasulullah S.a.w seramai kira-kira seribu orang, didudukkan sepuluh-sepuluh, lalu mereka semuanya makan. Aku bersumpah demi Allah, mereka semua dapat makan. Aku bersumpah demi Allah, mereka semua dapat makan. Sampai akhirnya mereka meninggalkan makanan, maka periuk kami dan adunan roti kami masih seperti mula-mula tadi. Baginda S.a.w bersabda, “Makanlah dan hadiahkanlah.” Sehingga pada hari itu kami dapat memakannya dan memberikannya kepada jiran tetangga. Dan dalam riwayat lain disebutkan “Kami dapat makan dan memberikannya kepada tetangga. Dan setelah Rasulullah S.a.w keluar, maka makanan itu pun habis pula.”   Di ambil dari hadith riwayat Bukhari dan Muslim
Dan peristiwa seakan-akan sama seperti di atas juga telah berlaku di rumah Thalhah r.a kemudiannya.
Bubur yang berkat
At Thabari meriwayatkan dalam Al Ausath dengan sanad yang Hasan, dari Abu Hurairah r.a ia berkata, “Rasulullah S.a.w memanggilku seraya bersabda, “Pergilah ke rumah dan katakan kepada seisi rumah, “kemarikan makanan yang ada padamu”.  Lalu mereka memberiku talam yang berisi bubur bercampur kurma, lalu ku bawakan kepada Rasulullah S.a.w. Sesudah itu baginda bersabda lagi, panggillah semua orang yang ada di masjid.” Aku berkata dalam hati, “celakalah aku kerana ku lihat makanan ini terlalu  sedikit. Benar-benar celakalah aku kerana bermaksiat dengan memanggil mereka, lalu mereka semua akan berkumpul.”
Nabi S.a.w meletakkan jari-jemarinya di atas makanan itu , meludahi setiap bahagiannya seraya bersabda, “Makanlah dengan nama Allah! ” Maka mereka pun makan sampai kenyang dan aku juga ikut makan hingga kenyang. Sesudah itu aku mengangkatnya. Ternyata keadaannya seperti keadaan asal. Hanya sahaja di sana ada bekas jari-jari rasulullah S.a.w.
Keberkatan dalam susu kambing
Abu Ya’la, At Thabrani, Hakim meriwayatkan dari Qais bin Abi Nu’man r.a berkata, “Ketika Rasulullah S.a.w dan Abu Bakar pergi secara diam-diam, mereka melewati seorang budak yang sedang mengembala kambing. Rasul dan Abu Bakar meminta agar diberi susu perahan.”
“Aku tidak mempunyai seekor kambing pun yang dapat diperah. Bahkan ada seekor anak kambing yang sudah tidak mendapatkan air susu lagi sejak awal pada musim kemarau ini, ” kata budak itu. Rasulullah bersabda, “Panggillah dombamu itu.” Lalu memegang kantung kelenjar susunya dan berdoa. Abu Bakar datang sambil membawa bejana. Rasul memerah susu, lalu diberikan kepada Abu Bakar, memerah lagi lalu diberikan kepada pengembala, lalu diperah lagi untuk meminumnya. Sang pengembala bertanya kehairanan, “Siapakah engkau ini? Demi Allah, aku belum pernah melihat orang sepertimu.”
“Aku adalah Muhammad, Rasulullah,” jawab baginda S.a.w.
“Engkaukah yang dianggap Quraisy telah menimpakan mala petaka?”
“Memang itu lah yang mereka katakan”
“Aku bersaksi bahawa engkau adalah seorang nabi. Apa yang engkau bawa adalah benar. Tidak ada yang dapat berbuat seperti yang engkau perbuat kecuali adalah seorang nabi.”
Perigi yang kering kembali berair
Muslim meriwayatkan dari Salamah bin Al Aqwa’, ia berkata, “Kami yang berjumlah seribu empat ratus orang tiba di Hudaibiyyah bersama nabi S.a.w. Kami semua dan empat puluh ekor kambing yang dibawa tidak mendapatkan air. Selanjutnya nabi S.a.w berjongkok di bibir bekas sebuah perigi. Entah baginda berdoa atau meludah ke sana, namun yang jelas tiba-tiba memancar air yang sangat deras. Akhirnya kami dapat minum sepuas-puasnya, begitu juga dengan kambing-kambing kami.”

Fadhilat Asmaul Husna

Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sampaikanlah pesanKu biarpun satu ayat..."

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi s.a.w bersabda:
"Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama, iaitu 100 kurang satu. 
Siapa yang menghafalnya akan masuk syurga." Sahih Bukhari.

Asmaul Husna

1.  ALLAH
2.  Ar-Rahman - Maha Pemurah
3.  Ar-Rahim - Maha Penyayang
4.  Al-Malik - Maha Merajai/Pemerintah
5.  Al-Quddus - Maha Suci
6.  As-Salam - Maha Penyelamat
7.  Al-Mu'min - Maha Pengaman
8.  Al-Muhaymin - Maha Pelindung/Penjaga
9.  Al-^Aziz - Maha Mulia/Perkasa
10. Al-Jabbar - Maha Pemaksa
11. Al-Mutakabbir - Maha Besar
12. Al-Khaliq - Maha Pencipta
13. Al-Bari' - Maha Perancang
14. Al-Musawwir - Maha Menjadikan Rupa Bentuk
15. Al-Ghaffar - Maha Pengampun
16. Al-Qahhar - Maha Menundukkan
17. Al-Wahhab - Maha Pemberi
18. Ar-Razzaq - Maha Pemberi Rezeki
19. Al-Fattah - Maha Pembuka
20. Al-^Alim - Maha Mengetahui
21. Al-Qabid - Maha Penyempit Hidup
22. Al-Basit - Maha Pelapang Hidup
23. Al-Khafid - Maha Penghina
24. Ar-Rafi^ - Maha Tinggi
25. Al-Mu^iz - Maha Pemberi Kemuliaan/Kemenangan
26. Al-Muthil - Maha Merendahkan
27. As-Sami^ - Maha Mendengar
28. Al-Basir - Maha Melihat
29. Al-Hakam - Maha Menghukum
30. Al-^Adl - Maha Adil
31. Al-Latif - Maha Halusi
32. Al-Khabir - Maha Waspada
33. Al-Halim - Maha Penyantun
34. Al-^Azim - Maha Agong
35. Al-Ghafur - Maha Pengampun
36. Ash-Shakur - Maha Pengampun
37. Al-^Aliyy - Maha Tinggi Martabat-Nya
38. Al-Kabir - Maha Besar
39. Al-Hafiz - Maha Pelindung
40. Al-Muqit - Maha Pemberi Keperluan
41. Al-Hasib - Maha Mencukupi
42. Aj-Jalil - Maha Luhur
43. Al-Karim - Maha Mulia
44. Ar-Raqib - Maha Pengawas
45. Al-Mujib - Maha Mengabulkan
46. Al-Wasi^ - Maha Luas Pemberian-Nya
47. Al-Hakim - Maha Bijaksana
48. Al-Wadud - Maha Pencinta
49. Al-Majid - Maha Mulia
50. Al-Ba^ith - Maha Membangkitkan
51. Ash-Shahid - Maha Menyaksikan
52. Al-Haqq - Maha Benar
53. Al-Wakil - Maha Berserah
54. Al-Qawiyy - Maha Memiliki Kekuatan
55. Al-Matin - Maha Sempurna Kekuatan-Nya
56. Al-Waliyy - Maha Melinuingi
57. Al-Hamid - Maha Terpuji
58. Al-Muhsi - Maha Menghitung
59. Al-Mubdi' - Maha Memulai/Pemula
60. Al-Mu^id - Maha Mengembalikan
61. Al-Muhyi - Maha Menghidupkan
62. Al-Mumit - Maha Mematikan
63. Al-Hayy - Maha Hidup
64. Al-Qayyum - Maha Berdiri Dengan Sendiri-Nya
65. Al-Wajid - Maha Menemukan
66. Al-Majid - Maha Mulia
67. Al-Wahid - Maha Esa
68. As-Samad - Maha Diminta
69. Al-Qadir - Maha Kuasa
70. Al-Muqtadir - Maha Menentukan
71. Al-Muqaddim - Maha Mendahulukan
72. Al-Mu'akhkhir - Maha Melambat-lambatkan
73. Al-'Awwal - Maha Pemulaan
74. Al-'Akhir - Maha Penghabisan
75. Az-Zahir - Maha Menyatakan
76. Al-Batin - Maha Tersembunyi
77. Al-Wali - Maha Menguasai Urusan
78. Al-Muta^ali - Maha Suci/Tinggi
79. Al-Barr - Maha Bagus (Sumber Segala Kelebihan)
80. At-Tawwab - Maha Penerima Taubat
81. Al-Muntaqim - Maha Penyiksa
82. Al-^Afuww - Maha Pemaaf
83. Ar-Ra'uf - Maha Mengasihi
84. Malik Al-Mulk - Maha Pemilik Kekuasaan
85. Thul-Jalali wal-Ikram - Maha Pemilik Keagungan dan   Kemuliaan
86. Al-Muqsit - Maha Mengadili
87. Aj-Jami^ - Maha Mengumpulkan
88. Al-Ghaniyy - Maha Kaya Raya
89. Al-Mughni - Maha Penberi Kekayaan
90. Al-Mani^ - Maha Membela/Menolak
91. Ad-Darr - Maha Pembuat Bahaya
92. An-Nafi^ - Maha Pemberi Manfaat
93. An-Nur - Maha Pemberi Cahaya
94. Al-Hadi - Maha Pemberi Petunjuk
95. Al-Badi^ - Maha Indah/Tiada Bandingan
96. Al-Baqi - Maha Kekal
97. Al-Warith - Maha Membahagi/Mewarisi
98. Ar-Rashid - Maha Pandai/Bijaksana
99. As-Sabur - Maha Penyabar


(fadhilat ini dipetik dari tajuk buku Khasiat Asmaul-Husna & Himpunan Ayat-Ayat Al-Quran, susunan : Abu Nur Husnina, keluaran Pustaka Ilmi).

1. "Ya Allah!" apabila dizikirkan 500 x setiap malam, lebih-lebih lagi selepas solat tahajjud atau solat sunat 2 rakaat mempunyai pengaruh yang besar di dalam mencapai segala yang dihajati.

2. "Ya Rahman!" apabila dizikirkan sesudah solat 5 waktu sebanyak 500x, maka hati kita akan menjadi terang, tenang & sifat-sifat pelupa & gugup akan hilang dengan izin Allah.

3. "Ya Rahim!" apabila dizikirkan sebanyak 100 x setiap hari, InsyaAllah kita akan mempunyai daya penarik yang besar sekali hingga  manusia merasa cinta & kasih serta sayang terhadap kita.

4. "Ya Malik!" apabila dizikirkan sebanyak 121 x setiap pagi atau setelah tergelincirnya matahari, segala perkerjaan yang dilakukan setiap hari akan mendatangkan berkat & kekayaan yang diredhai Allah.

5. "Ya Quddus!" apabila dizikirkan sebanyak 100 x setiap pagi setelah tergelincir matahari, maka hati kita akan terjaga dari semua penyakit hati seperti sombong, iri hari, dengki dll.

6. "Ya Salam!" apabila dizikirkan sebanyak 136 x, InsyaAllah jasmani & rohani kita akan terhindar dari segala penyakit sehingga badan  menjadi segar sihat & sejahtera.

7. "Ya Mukmin!" apabila dizikirkan sebanyak 236 x, InsyaAllah diri kita, keluarga & segala kekayaan yang dimiliki akan terpelihara & aman dari segala macam gangguan yang merosakkan.

8. "Ya Muhaimin!" apabila dizikirkan sebanyak 145 x sesudah solat fardhu
Isyak, Insyaallah fikiran & hati kita akan menjadi terang & bersih.

9. "Ya 'Aziz!" apabila dizikirkan sebanyak 40 x sesudah solat subuh, InsyaAllah, kita akan menjadi orang yang mulia, disegani orang kerana penuh kewibawaan.

10."Ya Jabbar!" apabila dizikirkan sebanyak 226 x pagi & petang, semua musuh akan menjadi tunduk & patuh dengan izin Allah.